Melon Organik asal Kota Batu Tembus Pasar Jepang, Simak Kisah Suksesnya

Melon Organik asal Kota Batu Tembus Pasar Jepang, Simak Kisah Suksesnya

Administrator
Administrator
Dipublikasikan pada

AYOINDONESIA.COM -- Pertanian organik kian diminati masyarakat Indonesia. Selain karena meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, pertanian organik menjadi sasaran utama menjaga lingkungan.

Salah satu pengembang pertanian organik dengan sistem masa kini atau modern ada di Kota Batu bernama Furusato Farm. Tidak hanya mengandalkan bahan-bahan alami dan kesuburan tanah, pertanian modern di Furusato Farm juga melibatkan profesor pertanian dari Jepang.

Komoditas utama hasil pertanian organik di Furusato Farm merupakan melon unggulan nomor satu di Jepang. Melon memang komoditas utama disini, namun kebun Furusato juga membudidayakan strawberry, dan tomat cherry berbasis pertanian organik.

Pertanian berbasis organik yang diterapkan di Furusato Farm adalah pertanian yang menghindari bahan kimia atau produk-produk sintetis lainnya yang dapat membahayakan lingkungan dan pengguna hasil pertanian dalam jangka waktu yang lama.

Pemahaman ini melekat pada para petani dan pengelola Furusato Farm. Kebun Furusato sendiri terletak di Bumiaji, Kota Batu Jawa Timur di ketinggian 900 hingga 1200 meter di atas permukaan laut.

Tentu Anda pun bertanya-tanya, bagaimana bisa buah melon ditanam di dataran tinggi seperti Kota Batu? Organik pula?

Memang, awalnya cemoohan dan anggapan sebagai ide gila dituai para petani dan pengelola Furusato Farm. Nyatanya, kebun percobaan yang menamai dirinya Furusato yang berarti 'Kampung Halaman' ini telah membuktikannya dengan hasil yang luar biasa.

Melon hasil pertanian Furusato Farm menembus pasar lokal di Jakarta untuk kelas menengah ke atas. Tak tanggung-tanggung, sebutlah AEON Mall atau Jakarta Ichi Mart. Meski masih dalam pasar lokal, pemburu melon Furusato Farm umumnya adalah pembeli asing dari Jepang.

Keyakinan para petani dan pengelola Furusato Farm ini tak lain karena dukungan dan bimbingan dari Profesor pertanian ternama di Kota Tahara, Prefektur Aichi, Jepang.

Dari Kota inilah, Furusato Farm terus berbenah mendalami pertanian organik modern untuk pengembangan hasil pertaniannya. Kota Tahara, di Prefektur Aichi, Jepang merupakan kota pertanian yang menghasilkan buah melon paling terkenal di seluruh Jepang.

Melon Kota Tahara juga ditanam di dataran tinggi. Ciri melon ini memiliki rasa manis dan daging buah tebal berwarna oranye.

Optimisme para petani dan pengelola Furusato Farm berbuah manis. Melon Furusato Farm dengan standard yang menyerupai melon Kota Tahara mulai dikenal orang Jepang yang ada di Indonesia.

"Kita yakin akan berhasil dalam penelitian ini, karena tanaman yang sama juga berhasil ditanam di Kota Tahara, Jepang yang kondisi geografisnya sama dengan Kota Batu. Ke depan selepas keberhasilan ini, kita akan perbanyak produk hasil buminya, kemudian kita jual ke orang Jepang yang ada di Indonesia, karena mereka membutuhkan hasil bumi yang standarisasinya tinggi,” ujar Penanggung Jawab Furusato Indonesia Farm, Irwan Ardianto saat ditemui pada beberapa waktu lalu saat kunjungan Walikota Batu, Dewanti Rumpoko pada 6 November 2020 lalu.

Pertanian organik yang diterapkan Furusato Farm adalah penanaman di dalam green house. Kesuksesan menanam melon dalam greenhouse para petani dan pengelola kebun Furusato pun memulai penenaman di luar greenhouse.

Kebun Furusato merupakan kebun yang tak hanya mengelola pertanian untuk kepentingan komersial. Lebih dari itu, Furusato Farm melakukan berbagai uji coba yang sesuai dengan faktor lingkungan dan geografis untuk kemudian di patenkan.

Tujuan mulia lainnya dari Furusato Farm, kebun yang beroperasi mulai 2019 ini dapat dijadikan sebagai lahan penelitian bagi perkembangan pertanian. Khususnya bagi pelajar dan mahasiswa yang menginginkan wawasan luas di bidang pertanian demi perkembangan pertanian nasional.

Kebun Furusato kerap didatangi mahasiswa dari berbagai universitas atau siswa menengah kejuruan (SMK) pertanian di jawa Timur untuk melakukan studi lapangan maupun penelitian.

Selain melon sebagai komoditi utama, Furusato Farm juga mengembangkan produk organik lainnya. Yakni, stawberry dan tomat cherry. Bibit kedua buah ini ada yang didatangkan langsung dar Jepang. Selain melon, kedua buah tersebut juga dipasarkan di pasar lokal di Jakarta untuk kelas menengah ke atas.

Namun, perjalanan Furusato Farm tak mudah. Sejak penanaman melon hingga akhirnya diterima masyarakat Jepang di pasar lokal, beberapa kali uji coba dan gagal pun sempat dilalui. Begitu pula dengan komoditi lainnya seperti strawberry dan tomat cherry.

Kesulitan demi kesulitan dijalani, penyesuai demi penyesuaian pun dilakukan untuk memaksimalkan kualitas tanaman organik hasil kebun Furusato.

Sayangnya, kebun Furusato belum mengajukan sertifikasi untuk tanaman organik ke lembaga resmi yang ditunjuk. Menurut penanggungjawab kebun Furusato, Irwan Ardiansya, pengajuan sertifikasi organik akan dilakukan setelah hasil kebun stabil dan dapat memenuhi kuantitas permintaan target pasar.

Kini, selain budidaya tiga komoditas buah, kebun Furusato memaksimalkan lahan seluas 7800 meter persegi tersebut juga untuk tanaman sayur organik.

Visi Furusato Farm untuk menjadikannya sebagai tempat belajar dan penelitian nampaknya mendapat dukungan dari pemerintah sekitar dibuktikan dengan kedatangan Walikota Batu, Dewanti Rumpoko beberapa waktu lalu.